Soegija | |
---|---|
Sutradara | Garin Nugroho |
Produser | Djaduk Ferianto, Murti Hadi Wijayanto SJ, Tri Giovanni |
Penulis | Armantono, Garin Nugroho |
Pemeran | Nirwan Dewanto, Annisa Hertami, Wouter Zweers,Wouter Braaf, Nobuyuki Suzuki, Olga Lydia,Margono, Butet Kartaredjasa, Hengky Solaiman, Andrea Reva,Rukman Rosadi, Eko Balung, Andriano Fidelis |
Musik oleh | Djaduk Ferianto |
Sinematografi | Garin Nugroho |
Penyunting | Garin Nugroho |
Studio | Studio Audio Visual PuskatYogyakarta |
Tanggal rilis | |
Durasi | 115 menit |
Negara | Indonesia |
Bahasa | Indonesia Jawa Belanda Jepang |
Anggaran | Rp 12 Miliar[1] |
Film ini ingin melukiskan kisah-kisah kemanusiaan di masa perang kemerdekaaan bangsa Indonesia (1940-1949). Adalah Soegija (diperankan Nirwan Dewanto) yg diangkat menjadi uskup pribumi dalam Gereja Katolik Indonesia. Baginya kemanusiaan itu adalah satu, kendati berbeda bangsa, asal-usul dan ragamnya.
Dan perang adalah kisah terpecahnya keluarga besar manusia. Ketika Jepang datang ke Indonesia (1942), Mariyem (diperankan Annisa Hertami) terpisah dari Maryono (oleh Abe), kakaknya. Ling Ling (oleh Andrea Reva) terpisah dari ibunya (oleh Olga Lydia).
Tampaknya keterpisahan itu tidak hanya dialami oleh orang-orang yang terjajah, tetapi juga oleh para penjajah. Nobuzuki (oleh Suzuki), seorang tentara Jepang dan penganut Budhist, ia tidak pernah tega terhadap anak-anak, karena ia juga punya anak di Jepang.
Robert (oleh Wouter Zweers), seorang tentara Belanda yang selalu merasa jadi mesin perang yang hebat, akhirnya juga disentuh hatinya oleh bayi tak berdosa yang ia temukan di medan perang. Ia pun rindu pulang, ia rindu Ibunya.
Di tengah perang pun Hendrick (oleh Wouter Braaf) menemukan cintanya yang tetap tak mampu ia miliki karena perang.
Soegija ingin menyatukan kembali kisah-kisah cinta keluarga besar kemanusiaan yang sudah terkoyak oleh kekerasan perang dan kematian
Dan perang adalah kisah terpecahnya keluarga besar manusia. Ketika Jepang datang ke Indonesia (1942), Mariyem (diperankan Annisa Hertami) terpisah dari Maryono (oleh Abe), kakaknya. Ling Ling (oleh Andrea Reva) terpisah dari ibunya (oleh Olga Lydia).
Tampaknya keterpisahan itu tidak hanya dialami oleh orang-orang yang terjajah, tetapi juga oleh para penjajah. Nobuzuki (oleh Suzuki), seorang tentara Jepang dan penganut Budhist, ia tidak pernah tega terhadap anak-anak, karena ia juga punya anak di Jepang.
Robert (oleh Wouter Zweers), seorang tentara Belanda yang selalu merasa jadi mesin perang yang hebat, akhirnya juga disentuh hatinya oleh bayi tak berdosa yang ia temukan di medan perang. Ia pun rindu pulang, ia rindu Ibunya.
Di tengah perang pun Hendrick (oleh Wouter Braaf) menemukan cintanya yang tetap tak mampu ia miliki karena perang.
Soegija ingin menyatukan kembali kisah-kisah cinta keluarga besar kemanusiaan yang sudah terkoyak oleh kekerasan perang dan kematian
wajib nonton abis. Filmnya bagus banget gue mau banget ntn lagi. gak bakalan nyesel serius!!
ABOUT THE AUTHOR
Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
0 komentar:
Posting Komentar